a)
Bahan
akan lunak pada suhu tinggi.
Contoh: torak yang
terbuat dari logam paduan aluminium akan kehilangan
kekuatannya (kira-kira sepertiganya) pada suhu tinggi (300ºC), bagian atas torak akan berubah bentuk atau bahkan mencair.
kekuatannya (kira-kira sepertiganya) pada suhu tinggi (300ºC), bagian atas torak akan berubah bentuk atau bahkan mencair.
b)
Ruang
bebas (clearance) antara komponen
yang saling bergerak menjadi terhalang bila terjadi pemuaian karena panas
berlebihan.
Misalnya torak akan
memuai lebih besar (karena terbuat dari paduan aluminium) daripada blok
silinder (yang terbuat dari besi tuang) sehingga gerakan torak menjadi macet.
c)
Terjadi
tegangan termal, yaitu tegangan yang dihasilkan oleh perubahan suhu.
Misalnya cincin
torak yang patah, torak yang macet karena adanya tegangan tersebut.
d)
Pelumas
lebih mudah rusak oleh karena panas yang berlebihan.
Jika suhu naik
sampai 250 ºC pada alur cincin, pelumas berubah menjadi karbon dan cincin torak
akan macet sehingga tidak berfungsi dengan baik, atau cincin macet (ring stick). Pada suhu 500 ºC pelumas
berubah menjadi hitam, sifat pelumasannya turun, torak akan macet sekalipun
masih mempunyai ruang bebas.
e)
Pembakaran
tidak normal.
Motor bensin cenderung
untuk terjadi ketukan (knocking).
Sebaliknya bila
motor terlalu dingin akan terjadi masalah, yaitu:
a)
Pada
motor bensin bahan bakar akan sukar menguap dan campuran udara bahan bakar
menjadi gemuk.
Hal ini menyebabkan
pembakaran menjadi tidak sempurna.
b)
Pada
motor diesel bila udara yang dikompresi dingin akan mengeluarkan asap putih dan
menimbulkan ketukan dan motor tidak mudah dihidupkan.
c)
Kalau
pelumas terlalu kental, akan mengakibatkan motor mendapat tambahan tekanan.
d)
Uap
yang terkandung dalam gas pembakaran akan terkondensasi pada suhu kira-kira 50
ºC.
Overheating terjadi karena panas yang dihasilkan oleh
pembakaran tidak cepat dibuang keluar. Faktor-faktor pendukung terjadinya overheating yaitu :
a)
Mesin
mengalami modifikasi ekstrim dengan rasio kompresi tinggi.
Seperti CS1 yang
semulanya 125 cc menjadi 200 cc, yang berasio kompresi 10,7 : 1 menjadi 15 : 1.
b)
Volume
air kurang.
Bisa diakibatkan
karena kebocoran air di sistem pemasangan, volume air yang kurang ini
menyebabkan kemampuan menyerap panas kurang.
c)
Lubang
pipa dalam radiator tersumbat.
Hal ini bisa terjadi
jika menggunakan air sebagai cairan radiator. Dikarenakan air terdapat unsure
magnesium, kalium, atau kalsium. Sehingga direkomendasikan memakai cairan
khusus dari pabrikan yang sudah dilengkapi dengan antikarat dan antibeku (antifreeze).
d)
Kipas
tidak bekerja atau rusak.
Sehingga panas
berlebih ini tidak mendapat support pendinginan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar